Esaunggul.ac.id, Vaksin COVID-19 merupakan hal yang banyak dibicarakan pada saat ini. Hal ini disebabkan vaksin merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk menahan penyebaran penyakit COVID-19. Terdapat pertanyaan besar untuk vaksin ini. Kapan tersedia? Jawaban pertanyaan inilah yang ditunggu-tunggu oleh masyarakat dunia.

Untuk membahas hal ini Universitas Esa Unggul menggelar Forum Ilmiah Dosen yang mengangkat tema “Vaksin Covid-19, Kapan Tersedia?”, Kamis 04 Juni, Via Aplikasi Zoom. Dalam Forum Ilmiah Dosen kali ini pembicara yang dihadirkan yakni Dr. Henny Saraswati, S.Si., M.Biomed, Dosen Framasi dan Bioteknologi Universitas Esa Unggul.

Dalam pemaparannya Henny terlebih dahulu menjelaskan dua istilah yakni imunisasi dan vaksinasi. Dalam imunologi, kedua istilah ini sebenarnya memiliki arti yang berbeda. Imunisasi adalah proses individu menjadi lebih kebal terhadap penyakit tertentu, misalnya dengan pemberian vaksin. Vaksinasi sendiri berarti proses pemberian antigen (molekul yang bisa menimbulkan respon imun/kekebalan tubuh) ke dalam tubuh sesorang.

“Meskipun kedua istilah ini sedikit berbeda, namun di masyarakat umum kedua istilah ini sering digunakan bergantian yang berarti pemberian kekebalan tubuh. Hal ini bukanlah suatu masalah dalam pengaplikasiannya,” ujarnya.

 

Lalu bagaimana dengan vaksin COVID-19 itu sendiri?, Henny melanjutkan Adanya status pandemi, maka setiap negara berlomba-lomba untuk membuat vaksin COVID-19 untuk menghentikan penyebaran penyakit ini. Angka kesakitan dan kematian yang meningkat membuat produksi vaksin seperti berpacu dengan waktu untuk mendapatkannya.

Dirinya pun melanjutkan Jika vaksin-vaksin lain diproduksi dalam jangka waktu 10–30 tahun, maka untuk vaksin COVID-19 ini ditargetkan dapat diproduksi dalam jangka waktu 18 bulan saja. Bahkan Pemerintah Amerika Serikat sendiri sampai-sampai memberikan nama khusus untuk produksi vaksin COVID-19 ini, yaitu Operation Warp Speed. Jika diproduksi dengan cara-cara biasa, maka diprediksi vaksin COVID-19 baru tersedia pada tahun 2036. Lalu bagaimana caranya agar vaksin COVID-19 ini dapat tersedia dalam waktu 18 bulan?

Dosen UEU yang bergerak di bidang Virologi ini pun mengatakan terdapat 5 cara yang dapat digunakan sejumlah peneliti untuk menemukan Vaksin COVID-19 dalam jangka waktu yang singkat yakni:

(1) menghilangkan uji pre-klinis pada hewan, sehingga kandidat vaksin langsung diujicobakan pada manusia di fase 1,

(2) menggunakan hasil riset sebelumnya pada SARS dan MERS, karena SARS-CoV-2 berasal dari kelompok yang sama yaitu Coronavirus,

(3) melakukan kombinasi fase-fase uji klinis dalam waktu yang berdekatan,

(4) melakukan uji coba kandidat vaksin pada subyek dalam jumlah besar,

(5) memprioritaskan vaksinasi pada individu-individu berisiko tinggi, seperti pada dokter dan perawat, individu dengan penyakit kronis dan lansia.

Menurutnya Jika hal-hal ini dilakukan, diprediksi vaksin COVID-19 bisa tersedia pada pertengahan tahun 2021. Masih ada lagi satu langkah lagi yang dapat dilakukan untuk lebih mempercepat produksi vaksin COVID-19, Henny melanjutkan yaitu dengan memodifikasi proses persetujuan kandidat vaksin. Jika ini dilakukan vaksin COVID-19 darurat diprediksi dapat tersedia pada Februari 2021.

Untuk itu, Hal yang penting dapat dilakukan sebelum Vaksin ditemukan adalah masyarakat diminta disiplin menerapkan protokol kesehatan, seperti sering mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun, tetap menjaga jarak dengan individu lain dan menghindari kerumuman serta menerapkan etika batuk yang baik dan benar. Hal ini untuk mencegah penularan COVID-19 semakin meluas. “Untuk itu, sebelum ditemukannya vaksi COVID-19 ini, masyarakat diminta untuk disiplin dan menjaga kesehatan dengan menerapkan protocol kesehatan yang berlaku dan di anjurkan oleh pemerintah,” terangnya.